Markus
Wesly Suebu
MKT
20-3C / 16130203506
1. Kampanye
pemasaran sosial penting adanya karena melalui kampanye sosial ini, perilaku
masyarakat di suatu area tertentu dapat dimanipulasi demi kebaikan individu
anggota masyarakat tersebut dan juga secara kolektif. Dengan melakukan kampanye
pemasaran sosial, kebiasaan dan perilaku masyarakat dapat didorong untuk
mengadopsi kebiasaan atau perilaku baru; yang lebih positif, menghindari
perilaku-perilaku yang berpotensi membahayakan, memodifikasi perlaku masyarakat
yang sudah ada dan berkembang, serta mendorong masyarakat untuk meninggalkan
perilaku-perilaku yang bersifat negatif. Hal hal tersebut ditunjukan demi
menciptakan kondisi kehidupan bersama yang lebih baik di tengah masyarakat
suatu daerah. Melalui kampanye pemasaran sosial, masyarakat didorong untuk
secara bersama-sama memperbaiki suatu masalah yang sedang terjadi di
tengah-tengah kehidupan masyarakat itu sendiri.
Dari
sisi keuntungan yang didapat perusahaan/produsen adalah menggalakkan kesadaran
masyarakat akan keberadaan merk/perusahaan itu sendiri, membangun citra yang
baik dari merk/perusahaan di benak masyarakat sebagai konsumen dan potensial
konsumen serta dapat memicu sikap loyal dari masyarakat terhadap
merk/perusahaan tersebut.
2.
Kasus
1 : JUJURisme
JUJURisme
adalah gerakan dari kelompok organisasi masyarakat yang bertujuan untuk
‘menularkan’ sikap jujur dan bersih ke semua orang dan lembaga dalam memerangi
tindakan korupsi yang kian menjadi budaya masyarakat Indonesia. Organisasi ini
berdiri sejak 7 Juli 2012 dan menggunakan beberapa platform media sosial dalam berkampanye yaitu Facebook ,Twitter dan
Blogspot.
Markus
Wesly Suebu
MKT
20-3C / 16130203506
Menurut
saya, kampanye yang dilakukan kelompok organisasi masyarakat ini tergolong
kurang sukses jika melihat dari lamanya kampanye ini dijalankan. JUJURisme
dimulai dari tahun 2012 dan hingga 6 tahun lamanya berjalan, menurut saya
kampanye ini kurang mendapat perhatian masyarakat, padahal kampanye ini
mengangkat ramai dibicarakan dan cukup menyita atensi masyarakat Indonesia.
Kurangnya perhatian masyarakat akan kampanye ini dapat dilihat dari jumlah
pengikut di berbagai media sosialnya, seperti di jejaring Twitter, jumlah
pengikut @JUJURisme hingga kini hanya sebanyak 67 pengguna, dan pada jejaring
Facebook yang jumlah pengikutnya hanya berjumlah 103 pengguna. Hal ini menurut
saya diakibatkan oleh kurang aktifnya penggerak kampanye ini untuk
berkomunikasi dengan masyarakat/netizen sehingga kurang meng-engage target audience, terlihat dari
jumlah tweet di Twitter yang hanya
berjumlah 223 tweets dan post di Facebook yang hanya berjumlah 13
post, sejak dibuat pada tahun 2012
silam.
Kasus 2 : #BijakBersosmed
#BijakBersosmed
adalah kampanye gerakan masyarakat yang bertujuan untuk mengajak masyarakat
Indonesia menggunakan media sosial secara bijak, sehat dan positif. Gerakan ini
menggunakan platform media sosial Facebook, Twitter dan Instagram dalam
mengadakan kampanyenya. Menurut saya, gerakan kampanye ini terbilang sangat
sukses, terlihat dari jumlah pengikut di masing-masing media platform media sosialnya,
seperti di Facebook, jumlah pengikutnya kini mencapai 17.670 pengguna, di
Instagram sebanyak 6.491 pengguna dan di Twitter yakni sebanyak 899 pengguna.
Kampanye #BijakBersosmed secara aktif terus berkomunikasi dengan pengikutnya
dan kerap kali mengadakan social
gathering seperti “kopi darat” secagai ajang saling berkumpul antar sesama
pengikutnya. Pengguna tagar (#BijakBersosmed) juga menjadi kunci agar kampanye
ini dapat menarik atensi masyarakat secara umum.
Catatan pribadi di dalam kelas https://weslysuebu.blogspot.co.id